November 21, 2025

Jepang Rugi Bila Tak Mampu Membuat China Jadi Tetangga Baik


Oleh Harmen Batubara

Di kawasan Asia Timur, ketegangan geopolitik semakin meningkat. Namun satu fakta yang sangat jelas: masa depan Jepang tidak bisa dilepaskan dari bagaimana negara itu membangun hubungan yang stabil dengan Tiongkok. Dalam konteks perubahan global yang cepat—termasuk memanasnya isu Taiwan—Jepang perlu lebih dari sekadar strategi pertahanan. Jepang membutuhkan pendekatan baru: menjadikan Tiongkok sebagai tetangga yang baik demi kepentingan ekonominya sendiri, keamanan regional, dan keberlanjutan masa depannya.

 Taiwan: Wilayah Paling Kritis dalam Stabilitas Kawasan

Andai Taiwan jatuh ke tangan Tiongkok melalui aneksasi atau reunifikasi yang penuh tekanan, Jepang akan menjadi salah satu negara yang paling merasakan dampaknya.

Kerugian Ekonomi:

  • Rantai pasok global akan terguncang. Taiwan adalah pusat manufaktur semikonduktor dunia; lebih dari 60% chip canggih berasal dari sana. Jepang, yang bergantung pada chip untuk industri otomotif, robotik, elektronik, dan pertahanan—akan terpukul hebat.
  • Potensi pariwisata dan layanan lintas kawasan anjlok. Stabilitas regional adalah kunci. Konflik di Taiwan berarti hilangnya aliran wisatawan, bisnis, dan investasi yang selama ini mengandalkan jalur aman Asia Timur.

 


Ancaman Keamanan Selat Taiwan Sebagai Garis Api

Jika Tiongkok menguasai Taiwan, Selat Taiwan akan berubah dari jalur dagang menjadi front militer. Ini berbahaya bagi Jepang karena:

  • Jalur laut vital Jepang terancam. 90% energi impor Jepang melewati perairan sekitar Taiwan.
  • Kedekatan geografis menimbulkan risiko langsung. Okinawa hanya berjarak sekitar 700 km dari Taiwan. Perkembangan ini dapat memaksa Jepang meningkatkan anggaran militer secara ekstrem, mengorbankan sektor sosial dan ekonomi domestik.
  • Potensi keterlibatan militer AS. Jepang sebagai sekutu Amerika Serikat bisa terseret ke konflik besar, yang tidak menguntungkan siapapun di kawasan.

 

Realitas Geografi Jepang Tidak Bisa “Lepas” dari Tiongkok

Jepang bisa memindahkan pabrik ke Asia Tenggara, tetapi tidak bisa memindahkan negaranya sendiri. Selama ribuan tahun, Jepang dan Tiongkok akan tetap bertetangga.

Upaya mencari negara alternatif untuk kerja sama ekonomi tidak akan mampu menggantikan skala dan kedekatan Tiongkok:

  • Tiongkok adalah pasar raksasa dengan daya beli tinggi.
  • Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Jepang.
  • Tiongkok adalah pusat produksi global yang tidak bisa secara realistis digantikan dalam 20–30 tahun ke depan.

Jika ketegangan terus meningkat, bukan hanya Jepang yang rugi, tetapi keseimbangan ekonomi Asia akan melemah.

 

the best of you

Jepang Membutuhkan Solusi Membina Hubungan Baik sebagai Strategi Jangka Panjang

Membuat Tiongkok sebagai tetangga yang baik bukan kelemahan. Itu adalah strategi bertahan hidup.
Peluangnya besar bila Jepang:

Mengembangkan jalur diplomasi ekonomi baru

Fokus pada teknologi, energi hijau, dan rantai pasok aman yang saling menguntungkan.

Mendorong stabilitas Taiwan dengan pendekatan damai

Jepang berkepentingan agar Taiwan tetap aman tanpa memancing konflik.

Mengoptimalkan kerja sama ASEAN sebagai penyeimbang

ASEAN dapat menjadi “ruang netral” yang memperkuat posisi tawar Jepang dan Tiongkok tanpa rivalitas langsung.

Tetap dekat dengan AS, tetapi tidak konfrontatif dengan Tiongkok

Strategi dua kaki ini membuat Jepang lebih aman dan stabil.

 Masa Depan Jepang Bergantung pada Perdamaian Kawasan

Tiongkok tidak harus disukai Jepang—tetapi harus diperlakukan sebagai tetangga strategis. Tanpa hubungan yang baik, Jepang akan kehilangan:

  • keamanan maritim,
  • stabilitas rantai pasok,
  • peluang ekonomi masa depan,
  • bahkan posisinya sebagai kekuatan ekonomi dunia.

Di Asia, perdamaian bukan sekadar idealisme. Ia adalah sumber daya ekonomi.
Dan Jepang tidak mampu kehilangannya.

No comments:

Post a Comment