September 30, 2025

Relawan dan Buzzer itu Penting Dalam Melawan Hoaks

 


Terus terang, ketika Relawan Prabowo mengatakan akan membubarkan diri. Hati saya merinding. Bukan karena apa-apa. Tetapi karena beratnya melawan serangan Hoaks yang terorganisir oleh Buzzer dan Influencer lawan politik. Lawan yang sudah kalah dan sakit hati.

Era digital telah membawa arus informasi yang tak terhingga, menjadikannya berkah sekaligus tantangan. Di satu sisi, pengetahuan menjadi lebih mudah diakses; di sisi lain, lautan data ini dibanjiri oleh hoaks dan disinformasi. Bagi masyarakat, menentukan mana yang benar dan mana yang salah menjadi semakin sulit, terutama ketika akal sehat biasa saja tidak lagi memadai untuk menavigasi kompleksitas tersebut.

 Kesulitan dalam Menentukan Pilihan di Tengah Propaganda

Kita sering mendengar saran agar masyarakat menggunakan akal sehat untuk memilah informasi. Namun, hal ini menjadi sangat sulit ketika dihadapkan pada mesin propaganda yang canggih. Hoaks di era digital jarang berbentuk kebohongan yang polos. Sebaliknya, mereka seringkali disajikan dalam kemasan yang emosional, berbasis narasi, dan yang terpenting, didukung oleh figur otoritas digital: influencer dan buzzer.

Para pelaku ini (buzzer dan influencer) adalah ahli dalam membentuk opini. Mereka tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga membangun kerangka berpikir (framing) yang menonjolkan bias kognitif alami manusia. Ketika sebuah informasi disampaikan oleh figur yang dipercaya atau didukung oleh algoritma media sosial yang memperkuat gema dalam "gelembung filter" kita, akal sehat seringkali terlena.



Narasi yang Dirancang untuk Kepentingan Tertentu

Pesan-pesan yang didorong oleh kepentingan tertentu—baik politik, komersial, atau ideologis—dirancang dengan sangat rapi. Mereka memanfaatkan teknik psikologis untuk memicu kemarahan, ketakutan, atau solidaritas kelompok. Dalam kondisi emosional seperti ini, fungsi kritis akal sehat mudah terdistorsi. Sebuah konten yang didukung oleh ribuan akun buzzer dan diviralkan oleh beberapa influencer ternama akan menciptakan ilusi konsensus, membuat pilihan yang salah terlihat sebagai kebenaran yang dominan. Masyarakat awam, bahkan yang terdidik sekalipun, seringkali merasa bingung dan lelah secara kognitif untuk terus-menerus melawan arus dominan ini.

 Pentingnya Punya "Buzzer dan Influencer yang Benar"

Untuk melawan kekuatan disinformasi, pendekatan yang reaktif saja tidak cukup. Kita memerlukan strategi yang setara dan menggunakan bahasa serta platform yang sama efektifnya. Di sinilah letak urgensi untuk memiliki buzzer dan influencer yang berpihak pada kebenaran, kejujuran, dan literasi digital.

Melawan Api dengan Api (Positif)

Penggunaan platform dan teknik buzzing yang sama, tetapi dengan tujuan yang mulia, menjadi krusial.

Membentuk Narasi Tandingan: Influencer yang kredibel dapat membantu meruntuhkan hoaks dengan tidak hanya membantah, tetapi dengan membangun narasi tandingan yang lebih kuat dan berbasis fakta. Mereka menyajikan data dan analisis dalam format yang mudah dicerna, menarik, dan emosional (positif), sehingga mampu menandingi daya tarik hoaks.

Akselerasi Informasi yang Benar: Buzzer yang berintegritas berperan sebagai "akselerator kebenaran," memastikan bahwa klarifikasi resmi atau informasi yang faktual tidak tenggelam dalam kebisingan media sosial. Mereka membantu menyeimbangkan algoritma yang seringkali lebih memprioritaskan konten sensasional (hoaks).

Membantu Masyarakat Mengambil Pilihan yang Benar: Dalam situasi dilematis, seperti masa pemilihan umum atau krisis kesehatan, masyarakat membutuhkan tokoh panduan. Influencer yang benar dapat menjadi jangkar yang secara konsisten dan transparan menganjurkan pilihan yang didasarkan pada bukti dan etika, bukan sekadar kepentingan. Mereka memberikan pembenaran (justifikasi) yang kredibel untuk pilihan yang sulit, melawan gempuran propaganda dari pihak lawan.

 Menghadapi Gangguan Pihak Lawan

Peran para "pejuang kebenaran" digital ini tidaklah mudah. Mereka akan selalu menghadapi gangguan, trolling, dan serangan siber dari pihak yang diuntungkan oleh disinformasi. Buzzer dan influencer yang berintegritas harus didukung oleh komunitas dan ekosistem yang kuat, yang tidak hanya mengadvokasi kebenaran tetapi juga:

Melindungi Reputasi: Melawan kampanye disinformasi yang menargetkan kredibilitas mereka.

Memperkuat Pesan: Memastikan pesan positif diulang dan disebarluaskan secara efektif untuk melawan polarisasi yang diciptakan oleh buzzer lawan.

Pada akhirnya, di era di mana perhatian adalah mata uang, dan algoritma adalah penjaga gerbang, melawan hoaks hanya dengan akal sehat dan fakta saja adalah pertempuran yang berat. Kita harus mengakui bahwa pertempuran narasi harus dimenangkan di medan yang sama. Membangun dan memberdayakan barisan buzzer dan influencer yang berintegritas bukan lagi sebuah opsi, melainkan sebuah kebutuhan mendasar untuk menjaga kesehatan demokrasi, literasi digital, dan kohesi sosial di era digital.



 

No comments:

Post a Comment