Showing posts with label penulis kejar honor. Show all posts
Showing posts with label penulis kejar honor. Show all posts

October 5, 2025

Rahasia Menjadi Penulis Profesional Yang Menyenangkan



 Oleh Harmen Batubara

Menulis bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan jiwa yang mampu membawa kebahagiaan mendalam bagi siapa pun yang menekuninya. Sebagai seorang penulis, Anda memiliki kekuatan untuk menuangkan ide, emosi, dan pengalaman menjadi kata-kata yang abadi, menyentuh hati pembaca, dan meninggalkan warisan. Artikel ini akan mengungkap rahasia bagaimana profesi ini bisa menjadi sumber kebahagiaan, langkah-langkah menuju profesionalisme, serta cara meraih manfaat finansial yang menyenangkan dari karya Anda. Mari kita jelajahi perjalanan ini dengan semangat yang membara.

Mengapa Menulis Adalah Profesi yang Menyenangkan Penulisnya

Bayangkan setiap hari Anda bangun dengan antusiasme untuk menciptakan sesuatu yang baru—sebuah cerita yang menginspirasi, artikel yang mendidik, atau novel yang mengubah perspektif pembaca. Menulis adalah profesi yang unik karena ia menyatukan kreativitas, terapi emosional, dan koneksi manusiawi. Menurut pengalaman banyak penulis, proses menulis berfungsi sebagai katarsis, melepaskan beban pikiran dan membawa kedamaian batin. Seperti yang dibagikan oleh seorang penulis di platform Kompasiana, menulis[1] menjadi "jeda yang menumbuhkan bahagia" di tengah rutinitas yang menantang, terutama bagi guru atau profesional lain yang menjadikannya hobi.

Kebahagiaan datang dari kebebasan ekspresi diri. Tanpa batasan ketat seperti pekerjaan kantor, Anda bisa mengeksplorasi genre apa pun—dari fiksi hingga non-fiksi—dan merasakan kepuasan saat kata-kata Anda mengalir bebas. Sebuah artikel di Yoursay menekankan bahwa menulis sebagai hobi membawa "kebahagiaan tanpa beban", di mana Anda bebas bereksperimen tanpa tekanan deadline[2] komersial. Bahkan, penelitian informal menunjukkan bahwa penulis sering tampak awet muda karena kebahagiaan yang mereka rasakan dari proses ini, seperti berbagi pengetahuan yang bermanfaat[3] bagi orang lain

Lebih dari itu, menulis membangun rasa pencapaian. Saat naskah diterbitkan atau mendapat komentar positif dari pembaca, itu seperti pelukan hangat yang menguatkan jiwa. Di era digital, platform seperti Medium atau blog pribadi memungkinkan interaksi langsung, di mana umpan balik positif menjadi sumber kebahagiaan abadi. Intinya, menulis bukan hanya profesi, tapi gaya hidup yang memperkaya jiwa, membuat Anda merasa hidup dan bermakna setiap hari.

Jalan Menuju Penulis Profesional

Menjadi penulis profesional bukanlah keberuntungan semata, melainkan perjalanan yang dirintis dengan disiplin dan passion. Rahasia utamanya adalah konsistensi: mulailah dari yang kecil, tapi lakukan setiap hari. Berikut langkah-langkah praktis yang bisa Anda ikuti, berdasarkan pengalaman penulis sukses.

Pertama, “bangun fondasi dengan membaca dan belajar”. Baca sebanyak mungkin buku, artikel, atau karya penulis terkenal untuk memperkaya kosakata dan gaya. Seperti saran dari wikiHow, rajin membaca membantu Anda memahami struktur artikel jurnalistik atau narasi[4] fiksi. Catat ide-ide yang muncul kapan pun—di notes ponsel atau jurnal—karena inspirasi sering datang tiba-tiba. Pilih genre yang Anda sukai, seperti novel, konten digital, atau buku non-fiksi, untuk menjaga motivasi tetap tinggi.

Kedua, “latih kebiasaan menulis harian”. Tetapkan target sederhana[5], seperti 500 kata per hari, dan tingkatkan secara bertahap. Traveloka merekomendasikan menentukan jenis tulisan dulu—apakah blog, novel, atau konten SEO—lalu buat outline untuk menjaga alur. Hindari writer's block dengan menulis bebas tanpa sensor awal; edit nanti. Konsistensi[6] ini membentuk habit, seperti yang disebutkan di Penulis Gunung: lakukan 100 kali berturut-turut untuk menjadikannya bagian dari rutinitas.

Ketiga, “bangun jaringan dan cari pengalaman”. Bergabunglah dengan komunitas seperti Professional Writers Alliance atau grup penulis lokal untuk mentoring dan feedback. Mulai dengan magang di media atau platform freelance seperti Sribu, di mana Anda bisa belajar dari editor profesional.[sribu.com](https://www.sribu.com/id/blog/cara-menjadi-penulis/) Ikuti lomba menulis atau sayembara untuk mengasah skill dan membangun portofolio. Terakhir, pelajari tata bahasa dan teknik SEO jika menargetkan penulisan digital, agar karya Anda mudah diakses audiens luas. Dengan langkah ini, Anda akan bertransformasi dari pemula menjadi profesional dalam waktu singkat, sambil menikmati prosesnya.

Cara Memperoleh Manfaat Finansial dari Tulisannya

Siapa bilang menulis tak bisa menguntungkan? Rahasia finansialnya terletak pada diversifikasi: gabungkan passion dengan strategi cerdas untuk penghasilan yang stabil dan menyenangkan. Di Indonesia, gaji penulis bervariasi dari Rp1.250 per 100 kata untuk pemula hingga Rp8 juta per bulan untuk senior, menurut data Saung Writer[7].

Mulailah dengan “penulisan freelance per proyek”. Platform seperti Upwork atau lokal seperti Projects.co.id membayar langsung untuk artikel, blog, atau konten SEO. Accesstrade menjelaskan ini cocok untuk pendapatan cepat tanpa bangun "nama" dulu—jual skill[8] Anda ke klien, dapat bayaran instan. Senangnya? Fleksibel, kerja dari mana saja, dan setiap proyek seperti petualangan baru.

Untuk jangka panjang, “bangun aset konten”. Buat blog niche (misalnya, keuangan atau travel) dan monetisasi lewat afiliasi, iklan Google AdSense, atau royalti buku. Penerbit Deepublish menyebut mitra penulis bisa raup puluhan juta per bulan dengan jam kerja fleksibel[9], termasuk jasa konsultasi atau lomba menulis. Diandracreative menambahkan bahwa menulis online adalah "investasi[10] dalam kata-kata" yang menghasilkan pendapatan pasif dari traffic berkelanjutan.

Jangan lupa “diversifikasi sumber”. Jual e-book di platform seperti Kobo atau Amazon, tawarkan kursus menulis online, atau jadi ghostwriter untuk influencer. Karier.mu menyoroti skill storytelling dan tren-sadar sebagai kunci untuk konten yang menarik, meningkatkan konversi dan royalti. Yang membuatnya menyenangkan? Penghasilan datang dari karya yang Anda[11] cintai, tanpa mengorbankan kreativitas—seperti Ari Kinoysan[12] yang bilang menulis melampaui uang, tapi tetap memberi imbalan finansial yang memuaskan.

Dengan pendekatan ini, manfaat finansial bukan beban, tapi bonus dari passion Anda. Banyak penulis yang bahagia karena uang mengalir dari karya yang autentik, bukan paksaan.

Menjadi penulis profesional yang bahagia adalah perpaduan antara jiwa kreatif dan strategi bijak. Mulailah hari ini, dan biarkan kata-kata Anda membawa kebahagiaan tak hanya bagi diri sendiri, tapi juga dunia. Jika Anda punya pengalaman pribadi, bagikan di komentar—siapa tahu bisa menginspirasi penulis lain!



 

 



[1] [kompasiana.com](https://www.kompasiana.com/agungmsghai-edumain6203/68db3585ed641579300a35d4/mengapa-menulis-bisa-membuat-guru-lebih-bahagia)

[2] .[yoursay.suara.com](https://yoursay.suara.com/hobi/2024/06/02/120500/menulis-sebagai-hobi-menjadi-lebih-bahagia-tanpa-beban)

[3] .[rafifamir.net](https://www.rafifamir.net/2021/10/6-hal-yang-membuat-seorang-penulis.html)

[4] [id.wikihow.com](https://id.wikihow.com/Menjadi-Penulis-Konten-Profesional)

[5] [traveloka.com](https://www.traveloka.com/id-id/explore/tips/cara-menjadi-penulis-trp/224597)

[6] [penulisgunung.wordpress.com](https://penulisgunung.wordpress.com/2023/08/03/tips-menjadi-penulis/)

[7] [saungwriter.com](https://saungwriter.com/gaji-penulis-artikel)

[8] [accesstrade.co.id](https://accesstrade.co.id/blogs/insights/cara-menjadi-penulis-online-yang-menghasilkan-uang)

[9] [penerbitdeepublish.com](https://penerbitdeepublish.com/gaji-penulis/)

[10] [diandracreative.com](https://diandracreative.com/manfaat-finansial-dari-menulis-investasi-dalam-kata-kata/)

[11] karier.mu](https://www.karier.mu/blog/belajar/karier-content-writer/)

[12] [arikinoysan.com](https://arikinoysan.com/blog/2025/01/11/menulis-bukan-sekedar-mencari-uang/)

 

 

January 26, 2019

Pengalaman Jadi Penulis Kejar Honor




Pengalaman Jadi Penulis Kejar Honor


Pada waktu itu, ketika masih mahasiswa UGM ditahun-tahun 75an. Satu satunya untuk mendapatkan uang yang saya tahu barulah dari sisi penulisan. Ya jadi penulis di Koran Harian. Tetapi terus terang kala itu honor tulisan juga tergolong cukup besar. Untuk satu tulisan jenis artikel Opini di harian Kompas, Surabaya Post, Sinar Harapan berpariasi mulai dari Rp 25 – 35 ribu. Harga 1 kg beras waktu itu Rp 30. Jadi satu tulisan itu bisa memperlah satu ton beras. Sementara untuk Koran local (Kota) biasanya antara Rp 1500 sampai Rp3500 per artikelnya. Kalau di bandingkan dengan sekarang memang sangat jauh berbeda.
Mengirimkan artikel ke Koran atau umumnya kolom opini di media massa, mungkin menjadi dambaan bagi para penulis. Entah menulis untuk  koran berskala nasional atau pun lokal, yang jelas ada prestise tersendiri bagi penulisnya serta kepuasan berbagi perspektif pada masyarakat. Namun demikian, kita harus punya perhitungan. Sebab kita akan bersaing dengan banyak penulis profesional. Keraskah persaingan itu? Jawabnya tentu relative. Kalau tulisan anda memang bagus dan berkualitas serta pada waktu yang tepat, maka kemungkinan artikel anda untuk dimuat besar sekali. Tetapi apakah itu suatu jaminan? Tentu tidak, sebab pada ahirnya yang berhak menentukan dimuat tidaknya tulisan anda tersebut tergantung Redaksi dan Pimpinan Redaksinya.

Dalam upaya menulis di media arus utama ini, kita perlu banyak belajar dari penulis lain tentang keberhasilan mereka menembus media massa. Yakni dengan membaca artikel-artikel mereka serta memperhatikan waktu artikel tersebut dimuat.  Salah satu rubrik paling polpuler adalah opini, dimana banyak penulis profesional begitu antusias menulis di sini. Karena itu, saya ingin mengatakannya di sini, bahwa mencoba kemampuan menulis anda bisa diukur dari sisi ini. Meski demikian bukan berarti sebuah tulisan yang tidak bisa dimuat di suatu kolom opini Surat Kabar berarti tulisan tersebut jelek. Dalam hal ini ada terpaut soal selera. Tetapi sebagai calon penulis professional hal seperti ini bisa jadi pertanda. Mampukah anda membuat tulisan dan dimuat di Koran tersebut. Mulailah berjenjang, urutkan dari Koran kecil di kota anda, kemudian ke kota tetangga dan seterusnya hingga Koran terbaik di negeri ini. Menurut saya ide seperti itu akan mampu menumbuhkan adrenalin kepenulisan anda, dan itu sesuatu yang menarik.



Saya pernah berada pada kondisi seperti itu, tetapi motivasinya berbeda. Waktu tahun-tahun 75 an saat masih mahasiswa di UGM Yogyakarta, saya berjuang untuk bisa menjadi penulis Koran demi mendapatkan honornya. Saat itu belum ada computer, belum ada wifi dan kehidupan Online. Yang ada barulah mesin tik dan Tip Eks sebagai penghapusnya. Di tengah berbagai keterbatasan dan kegiatan perkuliahan, saya melakukan pelatihan menulis dengan otodidak ( Kisah selengkap nya sobat bisa lihat dibuku saya: Ketika Semua Jalan Seolah Tertutup… Menulis Malah Memberiku Semuanya). Hasilnya setelah enam bulan berjuang barulah satu tulisan saya dimuat di Koran  Dua Mingguan Eksponen di jalan KH Dahlan-Yogyakarta. Senangnya bukan main.

Dua bulan berikutnya, hampir semua Koran nasional sudah menerbitkan artikel-artikel saya. Yang Paling melegakan, saya dapat mempertahankan penghasilan honor dari tulisan saya tiap bulannya antara 17-35 ribu rupiah. Sutau capaian yang tidak sederhana. Saya masih ingat anak bupati yang kostnya di Realino waktu itu wesselnya baru sebesar Dua puluh lima ribu rupiah. Harga beras per Kg baru tiga puluh rupiah. Jadi harga satu artikel di harian Nasional seperti Kompas-Sinar Harapan dan Surabaya Post waktu itu bervariasi antara 17,500 sampai 30,000 rupiah atau setara dengan 580 kg -1000 kg beras ukuran sedang, sementara Koran Lokal seperti Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat dan Suara Merdeka bervariasi antara 1500-2500 rupiah. Berkaca dengan pengalaman ini maka menjadi penulis professional adalah soal kemauan.




Pakailah Tip Sederhana Ini  Inilah beberapa tips atau kiat yang umumnya dilakukan para penulis pemula, sehingga tulisannya berhasil menembus media. Di antaranya;

Perhatikan gaya penulisan media tersebut. Demikian juga dengan gaya penulisan opininya di koran tersebut, sebab masing-masing media mempunyai standar dan selera penulisan yang berbeda.

Topik Aktual. Koran terbit setiap hari, isu berubah setiap saat. Untuk menulis topik aktual, tantangannya adalah  untuk tidak hanya mengerti isu-isu terdahulu tapi juga memprediksi isu yang akan datang. Karena itu mengikuti isu yang tengah berkembang di media tersebut, namun bukan semacam berita melainkan opini dengan berbagai perspektif. Sebagai penulis opini, kita dituntut cermat menghadirkan perspektif baru untuk mengurai persolan yang tengah terjadi bahan penulisan melalui tersebut tersebut.

Ide Orisinal, Bukan Plagiat atapun Kompilasi. Terkadang data didapat dari tulisan lain. Tapi yang perlu diperhatikan, jangan sampai data itu justru menjadi yang utama dalam tulisan. Kembangkan ide terlebih dahulu baru kemudian data mengikuti.
Argumentasi Logis.Logisme adalah syarat mutlak supaya ide dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Karena, tujuan menulis sejatinya adalah untuk menyumbangkan solusi dan tidak bertele-tele. Kurangi kata ‘kita’. Karena kata ‘kita’ mengesankan tulisan tersebut adalah tajuk rencana atau tulisan untuk meyapa redaksi. Sebut saja saya atau penulis kecuali kalau sifatnya memang sudah common sense.
Mengikuti Aturan.Perhatikan betul ejaan yang digunakan. Perhatikan pula aturan yang ditentukan oleh redaksi, misalnya: jenis tulisan, jumlah karakter, margin, spasi, dan seterusnya. Sebaik-baiknya tulisan tapi jika tidak mengikuti aturan tetap akan ditolak oleh redaksi. Kemudian menggunakan Bahasa yang Sopan.Keba nyakan media kini menerima tulisan melalui e-mail. Karena kemudahan ini, terkadang kaidah dan etika menulis surat terabaikan. Tulislah isi e-mail dengan sapaan kepada redaksi dan berisi maksud e-mail tersebut dengan bahasa yang sopan. Dengan begitu, redaksi jadi lebih merasa dihormati.

Perbanyak referensi. Sebuah tulisan akan sulit meyakinkan redaksi kolom opini jika referensinya kurang meyakinkan, entah itu sebagai data penguat, atau teori yang digunakan dalam menopang perspektif tulisannya. Meski referensi yang berlebihan juga pasti akan menyebalkan, dan itu tentu tidak disukai.

Afiliasi dalam sebuah lembaga atau organisasi. Biasanya, background seorang penulis opini juga dipertim bangkan. Hal ini bisa dimaklumi, misalkan anda seorang peneliti dari lingkungan Kementerian Pertahanan. Meskipun apa yang anda tuliskan sebenarnya tidak jauh beda dari penulis lainnya, tetapi latar belakang anda dari Kementerian terkait telah mempunyai nilai tersendiri bagi mereka. Lagi pula Harian tersebut ada juga keinginan untuk melahirkan penulis dari lingkungan Kementerian Pertahanan. Dari pengalaman penulis sendiri, sering terasa ada perhatian dari Redaksi terkait dimana posisi penulisnya. Saya masih ingat takkala penulis melakukan penegasan batas antara Indonesia dan Papua New Guinea, semua tulisan yang saya kirimkan dari lokasi tersebut dimuat oleh media yang saya kirimi. Begitu juga pada saat saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata, semua tulisan-tulisan dari lapangan tersebut dimuat oleh media yang saya kirimi. Kesan saya waktu itu, redaksinya seperti ingin membantu penulisnya. Dengan kata lain latarbelakang si penulis termasuk sesuatu yang jadi pertimbangan redaksi.
Juga jangan lupa untuk melampirkan data diri penulis. Syarat yang satu ini juga penting. Jangan lupa cantumkan scan KTP atau tanda diri lainnya seperti nomor NPWP, nomor rekening (biasanya ada honor untuk penulis), dan foto diri . Untuk syarat seperti ini, biasanya agak berbeda antara Koran yang satu dan lainnya, karena itu perlu disesuaikan dengan permintaan media bersangkutan.